Lailatul qadr
adalah malam yang terbaik dalam setahun dan penuh dengan taufik. Orang yang
berbahagia adalah orang yang dimudahkan oleh Allah dan bersungguh-sungguh dalam
beramal saleh di malam itu. Hal itu dikarenakan semua amalan di malam itu
pahala dan nilainya tidak sama seperti amalan yg dikerjakan di malam-malam
lainnya.
PENGANTAR
Al-Qur’an Surat Al Qadr ayat 1-5, “Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan Tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit
fajar”.
PENGERTIAN
LAILATUL QODR
Lailatul Qadar merupakan gabungan dari
dua kata, kata lailatu dan kata Al Qadar, kata lailatu berarti malam, sedangkan
Al Qadar berarti kemuliaan.
Lailat Al Qadar disebut juga dengan
malam yang sempit, karena pada malam itu bumi dipenuhi oleh para malaikat.
Sesuai dengan firman Allah SWT: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”. (QS. Al
Qadar: 5).
MAKNA LAILATUL
QODR
Makna 1000 bulan dipahami sesuai dengan teks, yaitu benar
- benar 1000 bulan. Pendapat ini berdasarkan sebuah hadis yang menyebutkan
bahwa suatu ketika Rasulullah SAW menyebutkan kisah empat orang Bani Israil
–Ayyub, Zakariya, Hezkiel dan Yosua bin Nun- yang menyembah Allah SWT selama 80
tahun, tidak pernah sekedip matapun mereka berbuat maksiat kepada Allah SWT.
Lantas para sahabat Rasulullah SAW merasa
kagum dengan kisah tersebut. Kemudian Malaikat Jibril datang dan berkata,
“Wahai Muhammad, ummatmu kagum dengan mereka yang menyembah Allah SWT selama 80
tahun, sedangkan Allah SWT telah menurunkan kepadamu sesuatu yang lebih baik
dari itu”, kemudian Malaikat Jibril membaca surat Al Qadar dan berkata, “Ini
lebih mengagumkan bagi engkau dan ummatmu”. Hal itu membuat Rasulullah SAW
merasa bahagia.
TANDA-TANDA LAILATUL QADR
Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dan Al Baihaqi dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit: “Di antara tanda
Lailat Al Qadar, suatu malam yang cerah, bersih, tenang, tidak panas dan tidak
pula dingin, seakan-akan terdapat bulan yang bersinar, tidak satu bintangpun
terbit hingga subuh”.
Diriwayatkan oleh Abu Daud Ath-Thayalisi yang
beliau riwayatkan dari Zam’ah dari Salamah bin Wahram dari ‘Ikrimah dari Ibnu
‘Abbas, Rasulullah SAW bersabda tentang Lailat Al Qadar: “Suatu malam yang
teduh dan cerah, tidak panas dan tidak pula dingin, pada pagi harinya matahari
terbit dengan cahaya lemah memerah”.
KEUTAMAAN LAILATUL QODR
Rosulullah Saw. bersabda,
“Barang siapa beribadah pada malam lailatul
qadar karena iman dan menharap ridha Allah, diampuni dosa-dosa yang telah
lalu.” (HR. Bukhari)
Dalam
sebuah hadits riwayat Thabrani disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda yang
artinya : “Carilah lailatul qadar pada malam sepuluh hari yang terakhir
(dari bulan Ramadhan), sebab sesungguhnya malam lailatul qadar jatuh pada malam
yang ganjil, malam dua puluh satu, atau dua puluh tiga, atau dua puluh lima,
atau dua puluh tujuh, atau dua puluh sembilan atau pada akhir malam bulan
Ramadhan.
Barang siapa yang mengisi malam tersebut
dengan beberapa ibadah dengan iman dan bertujuan mencari ridha Allah, maka
diampuni dosanya yang telah lewat dan yang akan datang.” (HR. Thabrani)
WAKTU TERJADINYA LAILATUL QODR
1. Lailatul Qadr terjadi pada malam-malam ganjil
di bulan Ramadhan
2. Abdullah bin Az-Zubair berpendapat bahwa
Lailat Al Qadar terjadi pada malam 17 Ramadhan. berdasarkan ayat: “…dan apa
yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari
bertemunya dua pasukan”. (QS. Al Anfal: 41).
3. Lailatul Qadar jatuh pada malam-malam 10
terakhir Ramadhan. berdasarkan hadis: “Ziyad bercerita kepadaku dari Malik dari
Hisyam bin ‘Urwah dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah
bin Umar,
sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ‘Carilah Lailatulqadar pada malam-malam
10 terakhir Ramadhan.
4. Lailat Al Qadar terjadi pada malam 27 Ramadhan,
berdasarkan beberapa hadis yang mengisyaratkan hal itu.
Bagaimana Cara Mengisi Malam Lailatul Qadar?
Nabi Muhammad
ber-i’tikaf (tinggal di masjid) pada 10 malam terakhir: Aisyah r.a. berkata, “Nabi
apabila telah masuk sepuluh malam (yang akhir dari bulan Ramadhan) beliau
mengikat sarung beliau, menghi-dupkan malam, dan membangunkan istri beliau.”
[HR Bukhari]
Di
masjid beliau shalat wajib dan sunnah, membaca Al Qur’an, berzikir, berdo’a,
dan sebagainya. Nabi biasa melakukan shalat sunnat malam (Tarawih) pada bulan
Ramadhan:
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa
yang mendirikan (shalat malam) Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari
Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau.” [Hr Bukhari]
Doa Malam Lailatul Qadar:
Dari ‘Aisyah ra bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah,
bagaimana jika aku tahu suatu malam dari lailatul qadr, apa yang harus aku baca
pada malam tersebut? Beliau bersabda: “bacalah: Allahumma Innaka 'afuwwun tuhibbil 'afwa, fa'fu anni"
(artinya: Ya
Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka
ampunilah aku).” Riwayat Imam Lima selain Abu Dawud.
Ciri-ciri Orang yang Mendapat Malam Lailatul
Qadar
Ciri-ciri dari orang yang mendapat Malam
Lailatul Qadar adalah dia ibadahnya lebih rajin daripada sebelumnya. Dia jadi
lebih rajin shalat, puasa, sedekah, dsb. Tidak berani mengerjakan hal-hal yang
maksiat. Tidak mungkin dia mabuk-mabukan, berjudi, atau pun
berpacaran/mendekati zina.
KEUTAMAAN-KEUTAMAAN LAIN
1. Malam Turunnya Al-Quran
Sudah menjadi ijma' di tengah ulama bahwa
malam Qadar adalah malam diturunkannya Al-Quran Al-Karim. Dalil tentang hal itu
adalah firman Allah SWT di dalam surat Al-Qadar : Sesungguhnya Kami
telah menurunkannya (Al
Quran) pada malam Qadar. (QS.
Al-Qadar : 1-3)
Ibnu Abbas radhiyallahuanhu menye-butkan bahwa yang
dimaksud adalah peristiwa turunnya seluruh ayat Al-Quran dalam satu
kali turun, yaitu
dari Lauhil Mahfudz
ke langit dunia, ke Baitul Izzah.
Sedangkan Asy-Sya'bi menyebut-kan bahwa yang
dimaksud disini adalah bahwa di malam Qadar itu turun per-mulaan ayat Al-Quran
ke muka bumi.
Dan
boleh jadi kedua-duanya
tidak keliru. Sebab
para ulama meyakini bahwa
Al-Quran memang mengalami proses penurunan dua kali. Penurunan yang pertama
adalah turunnya Al-Quran dari
Lauhil Mahfudz ke
langit dunia, sebagaimana
pendapat Ibnu Abbas. Sedangkan penurunan yang kedua, dari langit dunia ke muka
bumi, yang turunnya pertama kali hanya lima ayat penggalan awal dari surat
Al-'Alaq. Dan keduanya bisa saja terjadi pada malam Qadar, meski berbeda zaman.
2. Lebih Baik dari Seribu Bulan
Lailatul Qadar adalah satu malam
penting yang terjadi pada bulan Ramadhan, yang dalam Al-Quran
digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Para ulama
menetapkan bahwa bila seseorang beramal shalih di malam Qadar
itu, maka dia akan mendapat
pahala seperti melakukannya dalam 1000 bulan.
3. Turunnya Para Malaikat
Al-Imam Al-Qurthubi menyebut-kan bahwa dari
setiap lapis langit dan juga dari Sidratil Muntaha, para mala-ikat turun ke
bumi, untuk mengamini doa umat Islam yang dipanjatkan di sepanjang malam itu
hingga terbitnya fajar atau masuknya waktu shubuh. disebutkan juga bahwa para
malaikat turun untuk membawa ketetapan taqdir untuk setahun ke depan.
4. Keselamatan
Malam Qadar juga disebut malam yang ada di
dalamnya keselamatan hingga terbitnya fajar. Adh-Dhahhak berkata bahwa
maksudnya pada malam itu Allah SWT tidak
menetapkan sesuatu kecuali
keselamatan hingga datangnya fajar. Sedangkan di malam lain, selain
keselamatan juga Allah SWT menetapkan bala'. Mujahid berkata bahwa maksudnya
malam itu malam yang dimana setan tidak bisa melakukan perbuatan jahat dan
keburukan.
5. Eksklusif Milik umat Muhammad SAW
Jumhur ulama sepakat bahwa keistimewaan malam
Qadar ini hanya berlaku untuk umat
Muhammad SAW saja. Sedangkan umat-umat terdahulu tidak mendapatkan keistimewaan
ini. Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya yang relatif panjang sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya
semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana
umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka Allah
memberikan Rasulullah Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan. (HR.
Malik) . (Kitab Muwattho Ibnu Malik)
Maka mereka yang dapat memanfaatkan fasilitas
ini, tentu akan bisa bersaing dengan umat-umat terdahulu dalam mendapatkan
jumlah pahala yang banyak. Selain itu juga ada kisah tentang seorang dari Bani
Israil yang berjihad selama seribu bulan di masa lalu, sehingga membuat para
shahabat iri. "Ada
seseorang dari Bani
Israil yang menyandang
senjata berjihad di jalan Allah selama 1000 bulan. Hal itu membuat umat
Islam kagum. Maka
Allah SWT menurunkan
surat Inna anzalnahu fi lailatil
qadr . . ". (HR. Al-Baihaqi)
Namun ada juga ulama yang beranggapan umat
terdahulu juga mendapat malam Lailatul Qadr.
Wallahu A’lam