cincin pernikahan

Cincin itu sebenarnya hanya sebuah symbol, symbol bersatunya dua cinta. Budaya ini juga tidak sepenuhnya harus dimakan mentah-mentah oleh kita. Jangan sampai ada anggapan jangan menikah sebelum engkau memberikan sepasang cincin dipernikahanmu kelak.

Karena kalau untuk mahar sendiri islam tidak memberatkan, berapapun adanya.

Aku hanya berpikir sejenak, ketika aku menikah nanti, apa aku bisa memberikan sepasang cincin pernikahan?

Padahal entah kapan juga bisa membeli cincin pernikahan.

hmmm

Kalau untuk hanya sekedar cincin sih, sekarang aku juga memakai cincin, ada tulisannya lagi. He he. Masalahnya apa dia mau memakai cincin murahan yang bisa dijual di pinggir-pinggir jalan di tempat keramaian dengan tambahan bonus bisa tulis nama.

Namun ada baiknya juga loh. Dua-duanya aja kasi. Untuk yang asli disimpan, yang murahannya dipakai, supaya kalau hilang tidak terlalu merasa sedih. Kan bisa buat lagi. ^_^.

Owalah…. Mimpi di siang bolong.

Ingin memberikan cincin pernikahan, sedang yang ingin diberikannya juga entah sedang dimana, lagi apa juga gak tau.

Pemimpi berat ini mah….

Do’akan aja kawan… tak ada salahnya semua berawal dari mimpi.

syukron

aku ingin ketempat ini...

Anshun, Propinsi Guizhou "Air Terjun Besar Huangguoshu"

salah satu air terjun terindah di dunia.

Indahnya Alam ciptaan Allah, Sang Maha Pencipta. ketenangan saat memandangnya.

tak ada siapapun yang bisa menciptakan alam seindah ini, selain DIA.

Ya Allah....

sempatkah Engkau memberikan izin bagiku untuk hadir di sana suatu saat nanti.

3 impian itu??

Seperti yang a’ bilang, jika menemukan ide yang akan ditulis, langsung tulis. Jangan pake acara tunda-tundaan segala.

Neng...

A’ punya keinginan yang mungkin akan ditertawakan orang, atau mungkin didukung. Karena bisa jadi ada yang sebelumnya berfikir sama, ada yang enggan untuk memikirkannya, ada yang malah takut untuk sekedar punya keinginan.

Bagi a’, bukan merupakan suatu kesalahan jika kita memiliki suatu impian. Silahkan bermimpi setinggi-tingginya. Dan tak perlu memikirkan apakah akan tercapai atau tidak karena itu sama sekali bukan hak atau wewenang kita. Kita hanya berusaha menggapai segala apa yang kita impikan. Lantas Allah lah yang berkuasa menjadikan impian itu menjadi sebuah kenyataan atau tidak sama sekali.

A’ gak bisa menyalahkan karakter atau watak a’ sendiri. Diusia yang semakin bertambah ini tentu makin banyak tuntutan yang harus diselesaikan. Harus ini, harus itu, perlu ini, perlu itu. Dan suka tidak suka, mau tidak mau, masing-masing kita akan menjalaninya.

Neng mau tau keinginan a’ apa? Ada 3 keinginan

Siapa yang tak ingin mendapat kemulian bisa menghafal Al Qur’an.

Siapa yang tak ingin sukses di dunia.

Namun yang yang ketiga mungkin ada yang ingin ada yang tidak.

Yang pertama maksudnya a’ tetap ingin menjadi hafizh Qur’an. Walau jujur yang a’ rasakan sekarang sangat jauh api dari panggang. Semangat menghafal tak tau kemana. Hafalan juga entah dimana. Namun a’ tetap yakin suatu saat a’ bisa menghafal Al Qur’an. Cepat atau lambat.

Yang kedua maksudnya a’ ingin menjadi pengusaha yang sukses. Yang dengannya bisa membantu banyak orang, memberikan yang terbaik untuk keluarga, orang tua, saudara, tetangga, dan umat islam lainnya. Dan a’ yakin itu akan terwujud, cepat atau lambat.

Yang ketiga maksudnya a’ ingin menjadi seorang penulis. Yang disetiap tulisan memberikan manfa’at ilmu bagi siapa yang membaca. Memperoleh hikmah dari tulisan tersebut. Dan a’ yakin itu akan terwujud cepat atau lambat.

Menjadi hafizh Qur’an dan pengusaha. Juga menjadi penulis yang sayang istri.

Kok pake sayang istri segala. Karena kebersamaan dengan istri ini sangat a’ butuhkan untuk mewujudkan impian tersebut.

Adakah seorang wanita yang bisa memberikan motivasi ke a’ untuk mewujudkan impian a’? bersabar sebelum semua impian terwujud, berdo’a diwaktu mustajab, disaat sendiri, untuk perwujudan impian a’.

Apa dijadikan persyaratan aja yah.

Hmmm.... boleh juga.

Jadi siapapun yang mau jadi istri a’ tanya dulu. Siap gak membantu a’ menghafal Qur’an 30 juz, bagaimanapun keadaannya?

Siap gak memotivasi usaha a’ sehingga bisa sukses.

Siap gak membantu mewujudkan impian a’ menjadi seorang penulis.

Nah klo siap, sabar dengan segala resikonya. Toh pastinya a’ akan memberikan yang terbaik untuknya. Menyayanginya sepenuh hati, sepanjang hidup.

Kadang memang rasa pesimis sering muncul neng... namun a’ tepis itu.

Karena ketiga impian itu sama-sama membutuhkan kerja keras, sama-sama membutuhkan pengorbanan waktu dan pikiran.

Tapi a’ yakin, tak ada yang mustahil di dunia ini.

Oke ya neng...

Sampaikan salam a’ ke siapapun ia yang bisa mengerti apa yang a’ rasakan saat ini.

oleh-oleh jum'atan di masjid UI

Siang ini Hizqil menyempatkan diri untuk sholat jum’at di masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas UI, yang sering disingkat dengan masjid UI, bisa berarti masjid Ukhuwah Islamiyah, Masjid Universitas Indonesia, juga Masjid Umat Islam. Begitulah kira2 pernyataan penanggung jawab masjid beberapa waktu yang lalu. Namun bukan itu yang akan dibahas kali ini. Melainkan isi khutbah yang disampaikan oleh seorang Doktor yang menjadi dosen di UIN jakarta.
Kalimat seruaan untuk bertakwa menjadi kewajiban seorang khotib. Dimana setiap pekan sekali umat islam diingatkan untuk terus senantiasa menjaga ketakwaannya kepada Allah. Takwa dalam arti menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Tergores hati ini memang, dimana tubuh ini begitu jauh dari nilai-nilai ketakwaan.
Diawal khotib memberikan tiga himbauan.
1. Tentang merubah kebudayaan yang lazim dilakukan muslim yang sholat jum’at. Kebiasaannya ; jangan sholat ketika muadzin sedang adzan pada waktu sholat jum’at, sedang hukum mendengarkan adzan adalah sunnah, setelah selesai adzan yang baru datang ke masjid tersebut sholat padahal mendengarkan khotib itu hukumnya wajib. Khotib menjawab ; “dari sekian banyak kitab fiqih yang dibaca tidak ada yang menjelaskan disunahkan menunggu adzan selesai baru sholat ketika khotib khutbah. Ada juga datanglah sholat jum’at diawal waktu. Semakin awal semakin besar pahala yang didapat.
Memang benar yang dikatakan khotib. Jika semua umat islam bisa disiplin waktu. Ketika sholat jum’at misalnya, datang tepat waktu, khutbah yang hukumnya wajib tersebut bisa didengarkan dengan baik.
2. Kebanyakan sholat jum’at itu dijadikan waktu untuk istirahat, untuk tidur siang. Padahal sholat jum’at itu adalah ibadah.
3. Umat islam sekarang gurunya adalah koran, majalah, televisi, ataupun radio dari pada Al Qur’an. Terbukti menjadikan guru tersebut sebagai rujukan, bukan Al Qur’an.
Maka himbauan yang ke 3 inilah yang dibahas diisi khutbah, menyinggung kasus komplik kenegaraan antara indonesia dan Arab saudi.
Kasus ruyati dan TKW lainya menjadi sorotan publik belakangan ini. Sehingga timbul pernyataan-pernyataan akan hal tersebut.
Namun khotib menjelaskan hukum asal dari qishos tersebut. Kewajiban Qishos tidak lebih rendah dari kewajiban berpuasa. Dengan redaksi yang sama pada kata “kutiba ‘alaikumul qishos, dan kutiba ‘alaikumus shiyam”. Dan dalam qishos tersebut sesungguhnya memberikan kehidupan orang banyak. Kalao dipikir menurut akal biasa mungkin seolah-olah al Qur’an bertentangan. Bagaimana mungkin qishos bisa menghidupkan orang. Namun esensinya coba kita lihat akibat dari yang terjadi. Secara naluriah saya yakin banyak orang yang tak ingin mati. Dalam islam jika orang membunuh, maka hukumannya dibunuh juga. Orang normal akan berpikir seribu kali untuk membunuh jika memang hukum qishos ditegakkan. Sehingga meminimalisir, bahkan meniadakan keinginan untuk membunuh. Bukan kan dengan demikian bisa dipastikan tidak ada lagi orang yang mati karena terbunuh.. bukankah itu semakna dengan membiarkan orang hidup. Lain jika hukum qishos tidak dijalankan maka sangat banyak keinginan untuk membunuh. Di indonesia ini bahkan, yang penduduknya mayoritas muslim. Sangat banyak tak terhitung kasus pembunuhan. Sampai-sampai seorang anak bisa membunuh orang tuannya, demikian sebaliknya. Istri pada suami, suami pada istri. Maka alangkah baiknya jika hukum islam yang sati ini ditegakkan.
Kapankah itu ya Allah..... dinegara Indonesia ini semua hukum yang tercantum dalam al Qur’an dan As Sunnah bisa dilaksanakan.
Saya melihat khotib begitu menggebu-gebunya menjelaskan tentang qishos. Saya sampai gemetar mendengarnya. Diakhir khutbah, kami malah di tinggalkan pertannyaan. kan kalau mau umroh, seorang wanita harus dibarengi dengan mahram, mengapa TKW yang demikian banyaknya kalau mau ke arab tidak mengapa tidak dibarengi dengan Muhrimnya??
Saya juga bingung gak bisa jawab. Yang jelas negaranya aja yang amburadul, sembrono.
Kawan sekalian pastinya sepakat kan? Kalau saya katakan negara indonesia saat ini khususnya dengan hukum islam sangat-sangat jauh.
Semoga saja ya Allah. Engkau masih mau mema’afkan dan memberikan hidayah kepada pemimpin-pemimpin untuk bisa menjalankan hukum islam dengan kaffah.

di urut mas andri

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA MicrosoftInternetExplorer4

Ya Allah…. Ternyata banyak orang yang membutuhkan uluran tangan orang-orang kaya. Atau orang-orang yang membutuhkan pekerjaan untuk mencukupi keluarganya. Tadi selepas sholat isya. Ketika saya sedang mengetik membuat catatan di blog kesayanganku. Ada tamu datang. Saya kenal sama beliau. Beliau itu yang suka benerin koneksi internet klo lagi macet. Saya juga heran sih, ngapain malam-malam mau nemuin saya, ap mau nagih bayaran. Kan kemaren baru bayar. Tapi kok pake acara bawa anak segala. Ketika ditanya. Ada perlu aja sekalian mampir. Yang udah masuk kedalam aja kita ngobrol di dalam.

Setelah bicara ternyata ia sudah tidak kerja di internet lagi. Sudah tiga bulan lamanya. Kerjaan yah carut marut lah apa aja. Maksud beliau sih klo ada computer yang rusak kesaya aja di servisnya. Saya bilang klo untuk computer mah kebetulan gak ada yang rusak. Tapi gak tau di komputernya madrasah, ada yang rusak atau enggak, entar dibilangin.

Dari nada bicaranya, terus bawa anak. Jadi tambah kasian aja. Cerita bahwa seharian keliling nyebarin brosur belum dapet orang. Makanya ke markaz sapa tau ada kerjaan.

“Selain di computer dimana lagi biasa kerja?” Saya bertanya.

“Yah apa aja mas. Yang penting anak bisa makan.”

“Emang anaknya berapa sekarang?”.

“5 mas”.

Busyet dah umur 31 anak udah lima, ketika ditanya kapan nikahnya. Ternyata umur 21. Kerja udah apa aja. Nyangkul, ngamen, kuli, apa aja dah.

“Saya juga suka ngurut” katanya.” Cuma sebulan sekali. Baru kemaren”.

“Ya udah karena untuk kerjaan computer gak ada, saya tau juga mas andri malam ini harus bawa uang ke rumah. Gini aja. Mas andri urut saya, kebetulan lagi gak enak badan. Entar saya kasi lah untuk makan anak.”

“Ya udah gak apa-apa mas!”jawabnya. yang penting malam ini saya bawa uang untuk anak saya jajan besok.

Kebetulan saya juga lagi gak vit badannya. Gak tega juga sih. Tapi yah gak apa2 dia kan lagi butuh kerja supaya dapet uang. Saya suruh urut kan nanti ia bisa dapat uang.

Mudah-mudahan saya gak zdolim padanya ya Allah…

Klo saya diberikan kelebihan rizki, saya akan kasi lebih.

Hikmahnya lagi. Itulah perjuangan orang tua. Untuk anak-anaknya. Kadang anak-anaknya aja yang suka durhaka terhadap orang tua.

Kemudian saya juga bilang kebeliau. Kerja mah apa aja asal halal, kasian anak istri nantinya. Ketika dia bilang nikah umur 21 saya jadi malu sendiri. Umur 27 masih sendiri. Gak tau juga kemana itu bidadari tersayang. Kok kagak muncul-muncul juga. Padahal nih dijamin siapa saja yang jadi bidadariku di dunia nanti adalah wanita yang paling bahagia. (jiah pede amat. He he)

Wassalam dah. Klo seandainya ternyata bidadariku ikut membaca catatan ini. Yah salam aja dah dari a’ eneng. He he

slide photo ngecor Markaz

video ngecor markaz

Maher Zain - Sepanjang Hidup

LIMA HAK AL QUR'AN


LIMA HAK AL QUR'AN

“Ki, bukankah Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi kita ki?” Tanya Maula.

“Benar Nak Mas, bahkan dengan tegas Al-Qur’an menyatakan bahwa ‘tidak ada keraguan di dalamnya’ sebagai petunjuk orang-orang mutaqin.” Jawab Ki Bijak, sambil mengutip ayat Al-Qur’an.

"Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa."(QS. Al-Baqarah [2] : 2)

“Lalu kenapa masih banyak orang yang membaca Al-Qur’an, tapi masih banyak di antara kita yang masih kelimpungan mencari petunjuk lain selain Al-Qur’an, apanya yang salah ki?” Tanya Maula.

“Tidak ada yang salah bagi kita yang rajin dan pandai membaca Al-Qur’an, dan jika kita belum menemukan Al-Qur’an sebagai petunjuk, itu karena kita belum menunaikan hak-hak Al-Qur’an.” Kata Ki Bijak.

“Hak-hak Al-Qur’an ki?” Tanya Maula

“Benar Nak Mas, kadang kita terlalu sibuk menuntut Al-Qur’an sebagai ini dan itu, sementara hak-nya tidak pernah kita hiraukan.”

“Al-Qur’an juga mempunyai hak atas kita, yang jika hak-hak Al-Qur’an itu kita tunaikan, insya Allah, kita akan benar-benar mendapati Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi kita, bahkan lebih dari itu, Al-Qur’an akan menjadi rahmat dan pemberi syafaat bagi kita di yaumil akhir nanti.” Sambung Ki Bijak.

“Apa saja hak-hak Al-Qur’an atas kita ki?” Tanya Maula.

“Setidaknya ada lima hak Al-Qur’an yang harus kita tunaikan, yang pertama, hak Al-Qur’an atas kita adalah dibaca sesuai dengan ketentuan tajwid dan mahroj-nya.” Kata Ki Bijak.

“Alhamdulillah, kalau sekarang ini banyak metode pembelajaran Al qu’ran yang bagus, yang bisa dengan cepat mengajar kita untuk bisa baca Al-Qur’an, hanya kadang sebagian kita kurang terlalu peduli dengan kaidah-kaidah baca Al-Qur’an yang benar, sehingga keagungan bacaan Al-Qur’an sebagai kalam ilahi, menjadi kurang tampak, dan bahkan bagi sebagian orang, membaca Al-Qur’an tidak lebih penting dari membaca koran, ini yang harus kita perbaiki, sebagai salah satu langkah kita untuk memenuhi hak Al-Qur’an atas kita, baca Al-Qur’an sesuai dengan ketentuan dan kaidahnya.” Kata Ki Bijak.

“Lalu hak Al-Qur’an yang kedua atas kita apa ki?” Tanya Maula.

“Setelah kita bisa membaca Al-Qur’an, maka akan timbul hak Al-Qur’an yang kedua, yaitu memahami artinya, baik arti secara harfiah, maupun arti maknawi (tafsir)-nya.” Kata Ki Bijak.

“Nak Mas masih ingat, apa saja yang terkandung dalam Al-Qur’an?” Tanya Ki Bijak.

“Ya ki, secara garis besar, Al-Qur’an mengandung pelajaran ketauhidan, kisah-kisah bangsa terdahulu serta hukum-hukum atau syari’at.” Jawab Maula,

“Karenanya, kita harus benar-benar memahami apa arti bacaan Al-Qur’an, agar kita bisa melaksanakan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an serta menjauhi apa yang dilarang Allah seperti tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an,”

“Atau bagaimana mungkin kita bisa menjadikan kisah-kisah bangsa terdahulu yang diterangkan Al-Qur’an sementara kita tidak mengetahui apa yang dikatakan Al-Qur’an? untuk itulah kewajiban kita terhadap Al-Qur’an adalah mengerti dan memahami arti dan maknanya.” Kata Ki Bijak.

Maula manggut-manggut mendengar penjelasan gurunya, “Yang ketiga ki?” Tanyanya kemudian.

“Hak Al-Qur’an yang ketiga adalah dihapal.” Kata Ki Bijak.

“Nak Mas masih ingat dengan hadits yang menunjukan keistimewaan orang yang hapal Al-Qur’an?” Tanya Ki Bijak.

“Ya ki, dari Abi Hurarirah r.a. ia berkata, ‘Rasulullah SAW mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW mengecek kemampuan membaca dan hapalan Al-Quran mereka. Setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hapalan Al-Qur’an-nya’,”

“Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah SAW, ‘Berapa banyak Al-Qur’an yang telah engkau hapal, hai fulan?’ ia menjawab, ‘aku telah hapal surah ini dan surah ini, serta surah Al-Baqarah.’ Rasulullah SAW kembali bertanya, ‘Apakah engkau hapal surah Al-Baqarah?’ Ia menjawab, ‘Betul.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!’.” Kata Maula mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmizi.

“Benar Nak Mas, itu salah satunya, dan masih banyak lagi hadits yang menyatakan betapa orang yang di dalam dadanya hapal Al-Qur’an, mendapat kehormatan di sisi Allah dan Rasul-Nya, seperti sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ‘Penghapal Al-Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al-Quran akan berkata, “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia,” kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al-Quran kembali meminta, “Wahai Tuhanku tambahkanlah,” maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al-Quran memohon lagi, “Wahai Tuhanku, ridhailah dia,” maka Allah SWT meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, “bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga),” dan Allah SWT menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nimat dan kebaikan’.” Kata Ki Bijak.

“Selanjutnya, Al-Qur’an mempunyai hak atas kita untuk diamalkan, bacaan yang bagus, pemahaman arti yang baik, dan hapalan yang banyak, tidak boleh lantas menjadikan kita bangga diri, karena bacaan, arti dan hapalan yang tidak disertai dengan pengamalan yang baik dan benar, laksana pohon rindang tanpa buah, tak banyak memberikan manfaat pada orang yang memilikinya.” Kata Ki Bijak.

“Bahkan menurut hemat Aki, pengamalan nilai-nilai yang terkadung dalam Al-Qur’an merupakan hal terpenting dalam upaya kita memenuhi hak-hak Al-Qur’an.” Kata Ki Bijak lagi.

“Ki, kalau ada orang yang sudah mengamalkan Al-Qur’an, tapi tidak bisa membaca Al-Qur’an bagaimana ki?” Tanya Maula.

“Benar, ada orang yang sudah mengamalkan Al-Qur’an meski ia tidak bisa membacanya, tapi itu sama sekali tidak berarti menggugurkan kewajibannya untuk belajar membaca Al-Qur’an, belajar memahami artinya, belajar menghapalnya, karena kewajiban tetaplah kewajiban, yang harus ditunaikan, dan insya Allah, mereka yang sudah melaksanakan hukum-hukum Al-Qur’an sebelum bisa membacanya, akan menjadi lebih baik lagi pengamalan Al-Qur’anya kalau ditambah dengan membaca, mengerti dan menghapal Al-Qur’an dengan baik.” kata Ki Bijak.

“Selanjutnya, mengajarkan Al-Qur’an juga merupakan sebuah kewajiban kita terhadap Al-Qur’an yang harus kita laksanakan, ajarkan apa yang kita mampu, walaupun hanya satu ayat.” Kata Ki Bijak.

“Buah yang matang dan ranum, tidak akan dapat dirasakan manis dan nikmatnya jika hanya dibiarkan menggantung diketinggian pohonnya, untuk itu, buah itu harus kita petik dan kita sampaikan, agar orang lain bisa menikmati manis dan lezatnya buah yang kita hasilkan.” Kata Ki Bijak.

“Ki, setelah mendengar penjelasan Aki tadi, ana merasa, ana masih punya banyak ‘hutang’ terhadap Al-Qur’an ki, bacaan Al-Qur’an ana masih banyak kurangnya, pemahaman ana terhadap Al-Qur’anpun masih sedemikian dangkal, apalagi menghapal dan mengamalkannya, ana merasa masih sangat-sangat jauh ki.” Kata Maula.

“Aki-pun demikian Nak Mas, masih banyak hak-hak Al-Qur’an yang belum bisa Aki penuhi seluruhnya, tapi setidaknya mulai sekarang, marilah kita kembali buka dan pelajari lagi Al-Qur’an, agar kita tidak termasuk orang yang dianggap lalai dalam memenuhi kewajiban kita terhadap Al-Qur’an.” kata Ki Bijak merendah.

“Ki, adakah kiat yang bisa ana pakai untuk bisa belajar Al-Qur’an dengan benar ki.” Tanya Maula.

“Setiap orang, memiliki cara dan kekhususan tersendiri dalam mempelajari Al-Qur’an, setiap orang mungkin berbeda cara belajarnya, namun setidaknya kita harus memiliki beberapa hal mendasar sebagai modal kita untuk belajar Al-Qur’an.” Kata Ki Bijak.

“Apa saja modal dasar itu, ki?” Tanya Maula.

“Pertama, Niat dan komitmen yang kuat, niatkan belajar kita lillahi ta’ala, hanya semata karena mengharap ridha-Nya, kemudian, tanamkan dalam diri kita sebuah komitmen yang tinggi untuk benar-benar belajar dan mempelajari Al-Qur’an.”

“Kedua, tanamkan selalu sifat rendah hati, sifat tawadlu, agar kita tidak cepat merasa bosan atau cepat merasa puas dengan apa yang telah kita pelajari.”

“Ketiga, belajarlah terus menerus dengan penuh kesungguhan.”

“Keempat, amalkan apa yang sudah kita pelajari, misalkan kita sudah belajar baca bismillah, pahami apa arti dan makna yang terkandung didalamnya, kemudian amalkan dalam keseharian kita, bahwa tidak ada satupun aktivitas kita yang lepas dari memohon pertologan kepada Allah, yaitu dengan membaca Bismilllah.”

“Selanjutnya, untuk membantu proses belajar kita, ajarkan apa yang sudah kita pahami, proses ini akan membantu ingatan kita terhadap apa yang telah kita dapat, dengan mengajarkan, secara otomatis kita selalu mengulang-ulang pelajaran yang sama, sehingga tingkat pemahaman dan belajar kita insya Allah menjadi lebih baik.”

“Kemudian, kalau lima proses diatas sudah kita lakukan dengan benar, maka kita akan memiliki karakter.” kata Ki Bijak

“Apa cirinya kita sudah memiliki karakter ki?” Tanya Maula

“Cirinya, kita akan merasa rugi kalau sehari saja kita tidak baca Al-Qur’an,kita akan merasa kehilangan, kalau sehari saja kita tidak buka Al-Qur’an, atau kita akan merasa bersedih karena kehilangan momentun belajar Al-Qur’an, setiap hari, setiap saat dan setiap detik, orang yang memiliki karakter ini akan menunjukan semangat dan keinginan yang kuat untuk belajar Al-Qur’an.” Kata Ki Bijak.

“Alangkah bahagianya mereka yang sudah memiliki karakter seperti itu ya ki.” Kata Maula.

“Ya, berbahagialah orang yang memiliki karakter positif seperti itu, sebaliknya kita mesti berhati-hati kalau justru karakter negatif secara tidak sengaja menempel pada diri kita.” Kata Ki Bijak.

“Contohnya apa ki?” Tanya Maula.

“Menunda waktu shalat, kadang juga merupakan menjadi ciri atau karakter seseorang, sehingga kalau ia shalat tepat waktu, malah merasa rugi dan terganggu.”

“Kemudian lagi kebiasaan mencela, juga bisa jadi karakter seseorang, sehingga kalau belum mencela, rasanya gatal, dan lain sebagainya.” Kata Ki Bijak memperingatkan Maula untuk berhati-hati.

“Ya ki, semoga ana bisa memiliki karakter positif dan semoga pula ana terhindar dari karakter negatif tadi ya ki.” Kata Maula.

“Semoga Nak Mas.” Kata Ki Bijak.

Wassalam.

love father and mother

25 tahun silam…..



Hujan deras berhenti, malam ini langit kembali cerah setelah hampir seharian menjalankan tugasnya menyebarkan kehidupan di bumi. Air kehidupan, air keberkahan. air ujian, air cobaan, air pembuktian.



Bukti seorang lelaki yang peduli terhadap keluarga. Sangat menyayangi keluarga. Berjuang demi istri dan anak-anaknya. Dengan sabar menerobos derasnya air hujan di hutan belantara. Sendiri, tanpa pelindung, tanpa payung atau mantel yang melindunginya dari hujan yang demikian besar.



Sepertinya tidak bosan hujan ini mengujinya. Langkahnya semakin di percepat karena gelapnya malam akan datang mengganti siang.



Sendiri…. Tanpa teman, tak ada alat komunikasi canggih seperti sekarang. Tak ada kendaraan umum karena hutan belantara ini masih asli. Jauh berbeda dengan sekarang. Pepohonan hutan yang menjadi saksi perjuangannya telah musnah. Diganti bangunan-bangunan, rumah-rumah, aspal besar. Bahkan gedung sekolah.



Sampai-sampai gedung sekolah tersebut tidak menyadari bahwa tanah tempat ia berdiri kokoh memiliki arti sejarah perjuangan seorang ayah.



Hujan belum reda, hari semakin gelap. Tak ada lampu jalan. Demikian juga senter. Dan mustahil menghidupkan obor. Karena pastinya akan padam oleh hujan.



Sebenarnya apa yang membuat ia sedemikian nekat menerobos hutan, saat hujan, dan ia sendiri tau pasti akan kemalaman. Dan lagi mengapa ia seorang diri?.



Sempat sebelum langit gelap, ia berhenti sejenak. Di lapangan rumput yang ia lewati. Ia menatap langit, ingin berteriak sekeras-kerasnya, marah. Menangis. Teringat anak-anaknya yang masih kecil,ia akan bekerja sambil mengurus keseharian anak-anaknya.



Memangnya kenapa dengan istrinya? Apa yang terjadi? Kemarin istrinya melepas kepergiaanya sambil menggendong buah hatinya yang masih kecil, umur 1,5 tahun masa dimana sang ayah malas untuk berangkat kerja. Masih ingin terus bermain bersama anak bungsunya. Harapannya, anak yang ditunggu kehadirannya, ditangisi kehadirannya. Paling disayang diantara anak-anaknya yang lain. Kehadirannya yang tidak disangka bahwa ia akan hidup.



Anak ini muncul dalam pikirannya, membuat ia semakin ingin berteriak keras.



Ya Allah…

Mengapa kau takdirkan semua ini…

Mengapa tidak saya saja yang Engkau panggil terlebih dahulu…

Mengapa harus dia…

Bagaimana dengan si kecil…

Ia masih sangat membutuhkan belaian seorang ibu

ia pasti rindu cerita ibu menjelang tidur

ia pasti sedih tatkala melihat teman-temannya menggandeng tangan ibu

ia pasti menangis melihat teman-temannya meminta jajan pada ibunya

ia pasti kangen di peluk ibu, dicium ibu. dimandikan ibu, diantarkan ibu kesekolah, dibela ibu, dimanja ibu.

ia pasti sangat ingin melihat wajah ibu.

umur 1,5 tahun belum bisa mengenal wajah ibu

umur 1,5 tahun masih belia

Disaat ia besar ia pasti sangat ingin berjumpa dengan ibunya.

Disaat ia mulai bicara ia sangat ingin yang pertama mendengarnya adalah ibu

Disaat ia mulai nakal, ia ingin ibu yang mengingatkan.

Disaat ia capek berjalan, ia ingin ibu yang menggendong

Disaat ia mulai sekolah, ia ingin ibu yang mengantarkan

Disaat ia juara di sekolah, ia ingin ibu ikut hadir

Disaat ia juara hafalan surat-surat pendek, ia ingin ibu ikut mendo'akannya

Disaat ia khatam mengaji, ia ingin ibu membelikan ia sepeda baru

Disaat ia menjadi yang terbaik disekolah ia ingin ibu yang pertama bangga

Disaat ia mendapat piala, ia ingin ibu yang pertama memberikan kata selamat

Disaat ia lulus, ia ingin ibu yang pertama beri hadiah

Disaat ia mulai mengenal lawan jenis, ia ingin ibu tempatnya berbagi

Disaat ia pergi merantau menuntut ilmu ia ingin ibu yang memberinya semangat

Disaat ia menemukan cintanya ia ingin ibu yang menuntunnya

Disaat ia menikah ia ingin melihat air mata bahagia ibunya

Disaat ia memiliki uang, ia ingin mengajak ibu jalan-jalan

Disaat ia beribadah ke tanah suci, ia ingin ibunya turut serta

Disaat ia sakit, ia ingin ibunya yang merawatnya

Disaat ia meniggal dunia, Ia ingin ibu berada di sampingnya



Namun…..

Engkau berkehendak lain.

Engkau panggil istriku saat anak-anakku masih belia

Engkau pisahkan mereka



Mengapa….???

Mengapaaaaa??

Mengapa ya Allah…….





***



Ingatannya 3 tahun silam muncul.



Saat itu………

Ia teringat sambutan bahagia istri tercinta menghilangkan keletihannya. Hujan yang deras sudah mulai mereda.



“ kang mas ada kado spesial untuk kang mas?

Saya hamil kang mas”



Tampak senyum sumringah di bibir sang pahlawan keluarga. Sosok lelaki yang bertanggung jawab. memberikan yang terbaik kepada keluarganya istri dan anak-anaknya. Ia pun memeluknya, berbisik di telingannya. Semoga Allah berikan yang terbaik buat calon bayi kita.



kini.... anak itu sudah besar dan bangga mengatakan love father and mother.



to be continue...

‎"..Maukah ISTRI Shalihah...?"

ini kutipan salah satu teman di facebook. semoga bermanfa'at.....!!

"..Maukah ISTRI Shalihah...?"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ..

Hmmm...
Pasti jawaban atas pertanyaan itu "IYA DOONGGG...MAU BUANGEETTZ" Hehe...
Ok.. Kita baca dulu kisah di bawah ini...SYARAT MUTLAK itu..!! Heheh..

Seorang Ulama yang bertaqwa
Asy-Sya 'bi Rahimahullah
suatu ketika duduk bersama Syuraih Al-Qadhi Rahimahullah.
Asy-Sya 'bi bertanya kepada Syuraih perihal ia di dalam rumah.

Maka Syuraih berkata:
"Selama 20 Th tidak ada anggota keluargaku yang membuatku marah."

"Bagaimana bisa?" Asy-Sya 'bi menyahut.

Syuraih berkata :
"Malam pertamaku bersama istriku,aku melihat perangai yang baik dan wajah yang sangaaat cantik."

Lalu aku berkata dalam hati,"Aku akan bersuci dan shalat 2 rakaat sebagai sujud syukur kepada Allah."

Ketika aku salam dari shalat ternyata aku mendapati istriku shalat di belakangku dan salam bersamaku."
(Subhanallah...Semoga kelak aku spt itu Shalat Lail bersama imamku hehe..Amiin..)

Ketika rumah telah sepi dari para sahabat dan handai tolan.Aku berdiri mendekatinya untuk melakukan apa yang sewajarnya dilakukan seorang suami terhadap istrinya.

Tapi istriku berkata :
"Tunggu sebentar wahai Abu Umayyah,"
Lalu dia mulai berbicara,

"Segala puji bagi Allah,saya memujiNya,memohon pertolonganNya dan saya ucapkan Shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarganya."

"Sesungguhnya aku wanita yang masih asing tentang dirimu,belum banyak tahu tentang akhlakmu.Maka beritahukanlah kepadaku apa saja yang Anda sukai agar aku melaksanakannya dan apa saja yang Anda benci agar aku menghindarinya."

Dia melanjutkan,
"Sesungguhnya dikalangan kaummu ada wanita yang layak untuk Anda nikahi,begitupun dikalangan kaumku ada pula laki2 yang sekufu denganku.
Akan tetapi jika Allah telah Menghendaki suatu perkara,Maka Terjadilah!"

"Engkau telah memiliki diriku,maka berbuatlah seperti yang diperintahkan Allah kepadamu."

"Rujuk dengan cara yang Ma'ruf/Menceraikan dgn cara yg baik."

"Demikian yg dapat aku sampaikan.
Aku memohon kebaikan kepada Allah untukmu juga untukku."
(Hmm..Kok Penutupannya kayak selesai Pidato aja yah heheww ..)

Syuraih berkata :
"Demi Allah wahai Asy-Sya 'bi alangkah butuhnya aku terhadap khutbah tersebut."

Akupun berkata,
"Alhamdulillah,aku memujiNya,memohon pertolonganNya,Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan atas Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam,
Sungguh anda telah mengatakan suatu ucapan,yg jika Anda konsekuen niscaya akan mendapatkan bagianmu (yakni mendapatkan kebaikan yang banyak untukmu).
Akan tetapi jika Anda mengingkarinya,maka itu akan menjadi hujjah atasmu."

Kemudian Syuraih berkata,
"Aku menyukai ini dan itu,dan aku membenci ini dan itu."

"Jika Anda melihat suatu kebaikan maka sebarkanlah,dan jika melihat suatu keburukan padaku maka rahasiakanlah."
(MasyaALLAH...Ucapan yg bijak,,bisa tuh jadi teladan yg baik utk kita semua saat berkeluarga nanti..kereeen euii hehe..
Karena suami-istri itu ibarat pakaian 1 sama lain,
Lhoh kenapa pakaian,
Karena pakaian itu penutup aurat,yakni harus menutup aib masing2 pasangan gituw..)

Kemudian istriku berkata,"Bagaimana kadar yg engkau sukai untuk mengunjungi keluargaku?"

Aku menjawab,
"Aku tidak suka jika mertuaku bosan terhadapku.(Aku tidak suka mengunjungi mereka terus-menerus yg membuat mereka bosan terhadapku.)"

Istriku berkata lagi,
"Siapa yg Anda suka di antara tetanggamu sehingga ia boleh memasuki rumahmu dan boleh saya izinkan masuk?Siapa pula di antara mereka yang tidak Anda suka?"

Saya menjawab,
"Bani Fulan termasuk orang2 shalih,Bani Fulan termasuk kaum yg shalih,maka izinkan mereka masuk.

Akan tetapi Bani Fulana adalah kaum yang buruk perangainya,jangan engkau izinkan masuk."

Syuraih melanjutkan ceritanya,
"Maka malam itu saya bermalam dengannya dengan malam yang sangat indah."

"Selama 1 th saya berdampingan dengannya belum pernah aku melihatnya kecuali dengan keadaan yang aku sukai dan aku harapkan."

"Ketika memasuki tahun ke 2,aku kembali dari Majelis Qadhi kerumahku.
Ternyata ada seorang wanita di rumahku."

Lalu aku bertanya,
"Siapakah tamu ini?"

Istriku menjawab,
"Dia adalah Ibu Mertuamu."

Ibu menoleh kepadaku dan bertanya,
"Bagaimana menurutmu istrimu wahai Abu Umayyah?"

Aku menjawab,
"Dia adalah sebaik-baiknya istri."
(Subhanallah.. Semoga kelak aku,kita semua mendapat pembelaan di depan ibu mertua,karena kebaikan2 kita Amiin Ya Allah..)

Ibu mertua berkata,
"Wahai Abu Umayyah,sesungguhnya seorang istri itu tidak akan buruk kecuali ketika dalam 2 keadaan,
Yakni jika dia melahirkan seorang anak dan berbahagiaan di sisi suaminya (yakni merasa dicintai dan merasa diperhatikan olehnya.)"

"Demi Allah,seorang laki2 tidak akan ditimpa keburukan dari seorang istri yang mau membimbing.
Maka bimbinglah istrimu dan bimbinglah sekehendakmu."

Syuraih berkata,
"Lalu saya tinggal bersama istri saya selama 20 Th,aku tidak pernah menghukumnya sedikitpun.
Kecuali sekali saja.
Itupun ternyata saya yang salah,kemudian dia telah wafat,Semoga Allah Merahmatinya."
(Aduuh...senangnya yah..
Punya suami penuh sifat kelembutan seperti itu..
Pengeeenn hehe..)

Moga Manfaat yaw..
Ambil Hikmahnya yah..

Jazakumullah Khairan Katsiran..
Salam Ukhuwah Fillah..

Thuin9_Thuin9 :-)
^______________^
"Cenyum Lebar Pahala Lancar"

"Leeyaa SHee BOcahh Aiyuww"

Tiga Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suami

Tiga Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suami

Perkawinan itu telah berjalan empat tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: "kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?". Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, lalu menyambungnya
dengan ucapan: Alhamdulillah.

Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.Sang suami berkata kepada sang dokter: "Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran.

Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: "… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.

Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: "Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:" betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan".

Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: "istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …". Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah dihadapannya.Akhirnya sang istri berkata: "OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih".Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal.Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: "Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …".Sang istri pun bed rest di rumah sakit.

Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: "Maaf, saya ada tugas
keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja"."Haah, pergi?". Kata sang istri."Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat". Kata sang suami.Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri.

Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: "Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi".Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.

Dan subhanallah …Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri
melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari'ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur'an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari `Ashim.Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan.

Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.Hamper saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.

Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani
menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.

(Diterjemahkan dari kisah yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya)

MIKHO MEDIA

Mukhtar Ibnu Kholil. Diberdayakan oleh Blogger.