cincin pernikahan

Cincin itu sebenarnya hanya sebuah symbol, symbol bersatunya dua cinta. Budaya ini juga tidak sepenuhnya harus dimakan mentah-mentah oleh kita. Jangan sampai ada anggapan jangan menikah sebelum engkau memberikan sepasang cincin dipernikahanmu kelak.

Karena kalau untuk mahar sendiri islam tidak memberatkan, berapapun adanya.

Aku hanya berpikir sejenak, ketika aku menikah nanti, apa aku bisa memberikan sepasang cincin pernikahan?

Padahal entah kapan juga bisa membeli cincin pernikahan.

hmmm

Kalau untuk hanya sekedar cincin sih, sekarang aku juga memakai cincin, ada tulisannya lagi. He he. Masalahnya apa dia mau memakai cincin murahan yang bisa dijual di pinggir-pinggir jalan di tempat keramaian dengan tambahan bonus bisa tulis nama.

Namun ada baiknya juga loh. Dua-duanya aja kasi. Untuk yang asli disimpan, yang murahannya dipakai, supaya kalau hilang tidak terlalu merasa sedih. Kan bisa buat lagi. ^_^.

Owalah…. Mimpi di siang bolong.

Ingin memberikan cincin pernikahan, sedang yang ingin diberikannya juga entah sedang dimana, lagi apa juga gak tau.

Pemimpi berat ini mah….

Do’akan aja kawan… tak ada salahnya semua berawal dari mimpi.

syukron

aku ingin ketempat ini...

Anshun, Propinsi Guizhou "Air Terjun Besar Huangguoshu"

salah satu air terjun terindah di dunia.

Indahnya Alam ciptaan Allah, Sang Maha Pencipta. ketenangan saat memandangnya.

tak ada siapapun yang bisa menciptakan alam seindah ini, selain DIA.

Ya Allah....

sempatkah Engkau memberikan izin bagiku untuk hadir di sana suatu saat nanti.

3 impian itu??

Seperti yang a’ bilang, jika menemukan ide yang akan ditulis, langsung tulis. Jangan pake acara tunda-tundaan segala.

Neng...

A’ punya keinginan yang mungkin akan ditertawakan orang, atau mungkin didukung. Karena bisa jadi ada yang sebelumnya berfikir sama, ada yang enggan untuk memikirkannya, ada yang malah takut untuk sekedar punya keinginan.

Bagi a’, bukan merupakan suatu kesalahan jika kita memiliki suatu impian. Silahkan bermimpi setinggi-tingginya. Dan tak perlu memikirkan apakah akan tercapai atau tidak karena itu sama sekali bukan hak atau wewenang kita. Kita hanya berusaha menggapai segala apa yang kita impikan. Lantas Allah lah yang berkuasa menjadikan impian itu menjadi sebuah kenyataan atau tidak sama sekali.

A’ gak bisa menyalahkan karakter atau watak a’ sendiri. Diusia yang semakin bertambah ini tentu makin banyak tuntutan yang harus diselesaikan. Harus ini, harus itu, perlu ini, perlu itu. Dan suka tidak suka, mau tidak mau, masing-masing kita akan menjalaninya.

Neng mau tau keinginan a’ apa? Ada 3 keinginan

Siapa yang tak ingin mendapat kemulian bisa menghafal Al Qur’an.

Siapa yang tak ingin sukses di dunia.

Namun yang yang ketiga mungkin ada yang ingin ada yang tidak.

Yang pertama maksudnya a’ tetap ingin menjadi hafizh Qur’an. Walau jujur yang a’ rasakan sekarang sangat jauh api dari panggang. Semangat menghafal tak tau kemana. Hafalan juga entah dimana. Namun a’ tetap yakin suatu saat a’ bisa menghafal Al Qur’an. Cepat atau lambat.

Yang kedua maksudnya a’ ingin menjadi pengusaha yang sukses. Yang dengannya bisa membantu banyak orang, memberikan yang terbaik untuk keluarga, orang tua, saudara, tetangga, dan umat islam lainnya. Dan a’ yakin itu akan terwujud, cepat atau lambat.

Yang ketiga maksudnya a’ ingin menjadi seorang penulis. Yang disetiap tulisan memberikan manfa’at ilmu bagi siapa yang membaca. Memperoleh hikmah dari tulisan tersebut. Dan a’ yakin itu akan terwujud cepat atau lambat.

Menjadi hafizh Qur’an dan pengusaha. Juga menjadi penulis yang sayang istri.

Kok pake sayang istri segala. Karena kebersamaan dengan istri ini sangat a’ butuhkan untuk mewujudkan impian tersebut.

Adakah seorang wanita yang bisa memberikan motivasi ke a’ untuk mewujudkan impian a’? bersabar sebelum semua impian terwujud, berdo’a diwaktu mustajab, disaat sendiri, untuk perwujudan impian a’.

Apa dijadikan persyaratan aja yah.

Hmmm.... boleh juga.

Jadi siapapun yang mau jadi istri a’ tanya dulu. Siap gak membantu a’ menghafal Qur’an 30 juz, bagaimanapun keadaannya?

Siap gak memotivasi usaha a’ sehingga bisa sukses.

Siap gak membantu mewujudkan impian a’ menjadi seorang penulis.

Nah klo siap, sabar dengan segala resikonya. Toh pastinya a’ akan memberikan yang terbaik untuknya. Menyayanginya sepenuh hati, sepanjang hidup.

Kadang memang rasa pesimis sering muncul neng... namun a’ tepis itu.

Karena ketiga impian itu sama-sama membutuhkan kerja keras, sama-sama membutuhkan pengorbanan waktu dan pikiran.

Tapi a’ yakin, tak ada yang mustahil di dunia ini.

Oke ya neng...

Sampaikan salam a’ ke siapapun ia yang bisa mengerti apa yang a’ rasakan saat ini.

oleh-oleh jum'atan di masjid UI

Siang ini Hizqil menyempatkan diri untuk sholat jum’at di masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas UI, yang sering disingkat dengan masjid UI, bisa berarti masjid Ukhuwah Islamiyah, Masjid Universitas Indonesia, juga Masjid Umat Islam. Begitulah kira2 pernyataan penanggung jawab masjid beberapa waktu yang lalu. Namun bukan itu yang akan dibahas kali ini. Melainkan isi khutbah yang disampaikan oleh seorang Doktor yang menjadi dosen di UIN jakarta.
Kalimat seruaan untuk bertakwa menjadi kewajiban seorang khotib. Dimana setiap pekan sekali umat islam diingatkan untuk terus senantiasa menjaga ketakwaannya kepada Allah. Takwa dalam arti menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Tergores hati ini memang, dimana tubuh ini begitu jauh dari nilai-nilai ketakwaan.
Diawal khotib memberikan tiga himbauan.
1. Tentang merubah kebudayaan yang lazim dilakukan muslim yang sholat jum’at. Kebiasaannya ; jangan sholat ketika muadzin sedang adzan pada waktu sholat jum’at, sedang hukum mendengarkan adzan adalah sunnah, setelah selesai adzan yang baru datang ke masjid tersebut sholat padahal mendengarkan khotib itu hukumnya wajib. Khotib menjawab ; “dari sekian banyak kitab fiqih yang dibaca tidak ada yang menjelaskan disunahkan menunggu adzan selesai baru sholat ketika khotib khutbah. Ada juga datanglah sholat jum’at diawal waktu. Semakin awal semakin besar pahala yang didapat.
Memang benar yang dikatakan khotib. Jika semua umat islam bisa disiplin waktu. Ketika sholat jum’at misalnya, datang tepat waktu, khutbah yang hukumnya wajib tersebut bisa didengarkan dengan baik.
2. Kebanyakan sholat jum’at itu dijadikan waktu untuk istirahat, untuk tidur siang. Padahal sholat jum’at itu adalah ibadah.
3. Umat islam sekarang gurunya adalah koran, majalah, televisi, ataupun radio dari pada Al Qur’an. Terbukti menjadikan guru tersebut sebagai rujukan, bukan Al Qur’an.
Maka himbauan yang ke 3 inilah yang dibahas diisi khutbah, menyinggung kasus komplik kenegaraan antara indonesia dan Arab saudi.
Kasus ruyati dan TKW lainya menjadi sorotan publik belakangan ini. Sehingga timbul pernyataan-pernyataan akan hal tersebut.
Namun khotib menjelaskan hukum asal dari qishos tersebut. Kewajiban Qishos tidak lebih rendah dari kewajiban berpuasa. Dengan redaksi yang sama pada kata “kutiba ‘alaikumul qishos, dan kutiba ‘alaikumus shiyam”. Dan dalam qishos tersebut sesungguhnya memberikan kehidupan orang banyak. Kalao dipikir menurut akal biasa mungkin seolah-olah al Qur’an bertentangan. Bagaimana mungkin qishos bisa menghidupkan orang. Namun esensinya coba kita lihat akibat dari yang terjadi. Secara naluriah saya yakin banyak orang yang tak ingin mati. Dalam islam jika orang membunuh, maka hukumannya dibunuh juga. Orang normal akan berpikir seribu kali untuk membunuh jika memang hukum qishos ditegakkan. Sehingga meminimalisir, bahkan meniadakan keinginan untuk membunuh. Bukan kan dengan demikian bisa dipastikan tidak ada lagi orang yang mati karena terbunuh.. bukankah itu semakna dengan membiarkan orang hidup. Lain jika hukum qishos tidak dijalankan maka sangat banyak keinginan untuk membunuh. Di indonesia ini bahkan, yang penduduknya mayoritas muslim. Sangat banyak tak terhitung kasus pembunuhan. Sampai-sampai seorang anak bisa membunuh orang tuannya, demikian sebaliknya. Istri pada suami, suami pada istri. Maka alangkah baiknya jika hukum islam yang sati ini ditegakkan.
Kapankah itu ya Allah..... dinegara Indonesia ini semua hukum yang tercantum dalam al Qur’an dan As Sunnah bisa dilaksanakan.
Saya melihat khotib begitu menggebu-gebunya menjelaskan tentang qishos. Saya sampai gemetar mendengarnya. Diakhir khutbah, kami malah di tinggalkan pertannyaan. kan kalau mau umroh, seorang wanita harus dibarengi dengan mahram, mengapa TKW yang demikian banyaknya kalau mau ke arab tidak mengapa tidak dibarengi dengan Muhrimnya??
Saya juga bingung gak bisa jawab. Yang jelas negaranya aja yang amburadul, sembrono.
Kawan sekalian pastinya sepakat kan? Kalau saya katakan negara indonesia saat ini khususnya dengan hukum islam sangat-sangat jauh.
Semoga saja ya Allah. Engkau masih mau mema’afkan dan memberikan hidayah kepada pemimpin-pemimpin untuk bisa menjalankan hukum islam dengan kaffah.

MIKHO MEDIA

Mukhtar Ibnu Kholil. Diberdayakan oleh Blogger.